Jumat, 23 Maret 2012

KAJIAN MAKNA DALAM SEMANTIK

 DEFINISI MAKNA
1.Suatu sifat yabg instrinsik.
2.Hubungan dengan benda-benda lain.
3.Unik, yang sukar dianalisis.
4.Kata lain tentang suatu kata yang terdapat didalam kamus.
5.Konotasi kata (makna sebenarnya)
6.Suatu esensi.
7.Suatu peristiwa yang dimaksud
8.Kinginan.

PERKEMBANGAN KAJIAN MAKNA
Plato (429-347 SM) yang juga guru ariostoteles menyatakan bahwa bunyi-bunyi bahasa secara implinsit mengandung mkna-makna tertentu.
Ariostoteles (384-322 SM) seorang sarjana bangsa yunani, sudah menggunakan istilah makna sesuatu mendefinisikan kata. Dijelaskannya bahwa suatu kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna.
Boomfield (1939) mentinggung masalah makna. Misalnya menyebut fonem sebagai unsur bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.

PENDEKATAN DALAM KAJIAN MAKNA
Pendekatan berdasarkan tiga fungsi bahasa:
1.Pendekatan Referensi.
2.Pendekatan Ideasional.
3.Pendekatan Behavioral .

Pendekatan Referensial/Realisme
1.Bahasa berfungsi sebagai wakil realitas.
2.Wakil realitas itu menyertai proses berpikir manusia secara individual.
3.Berpusat pada pengelolahan makna realitas secara benar.
4.Adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan secara subjektif.
5.Makan merupakan julukan atau label yang berada dalam kesadaran manusia untuk manunjuk dunia luar.
6.Menbedakan makna dasar (denotatif) dari makna tambahan (konotatif).

Pendekatan Idesional
1.Bahasa berfungsi sebagai media dalam mengelolah pesan dan menerima informasi.
2.Makna muncul dalam kegiatan komunikasi.
3.Makna merupakan gambaran gagasan dari suatu bentuk bahasa yang arbriter tetapi konvensional sehingga dapat dimengerti.
4.Kegitan berpikir manusia adalah kegiatan berkomunikasi lewat bahasa.
5.Bahsa merupakan pengemban makna untuk mengkomunikasikan gagasan.
6.Bahasa memiliki status yang sentral.

Pendekatan Behavioral
1.Bahasa berfungsi sebagai fakta sosial
2.Makna merupakan anggapan atas berbagai konteks situasi ujaran.
3.Kemunculan makna bergantung pada konteks situasi.
4.Konteks sosiokultural dan konteks situasional merupakan suatu sistem yang berada di luar bahasa, tetapi mewarnai keseluruhan sistem bahasa.          

Minggu, 11 Maret 2012

ASPEK-ASPEK SEMANTIK DAN ASPEK-ASPEK MAKNA

1. PENGERTIAN MAKNA
Makna adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari semantik selalu saja melekat dari apa saja yang kita tuturkan. ada pendapat para ahli yaitu Mansoer Pateda mengemukakan istilah makna merupakan kata-kata yang membinggungkan. makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. menurut ulman bahwa makna adalah hubungan antara makan dengan pengertian
Dalam kanus linguistik pengertian makna dijabarkan menjadi:
1. maksud pembicara
2. pengaruh penerapan bahasa
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau tidak kesepadanan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

2.ASPEK-ASPEK MAKNA
Aspek-aspek makna dalam semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal yaitu
1. Pengertian
pengertian disebut juga dengan tema. pengertian ini dapat dicaapai apabila pembica dengan lawan bicara atau antara penulis dengan pembaca mempunyai kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati brsama. Lyons (dalam Mansoer Pateda, 2001:92) mengemukakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan kata lain didalam kosakata.
contoh:
a. celana ini pendek.
b.celana ini tidak pendek.
 kalimat (a) dan (b) memiliki satu pengertian, meskipun kata pendek diganti dengan ukuran kata tidak panjang.
2. Nilai Rasa( feeling)
aspek makna yang berhubungan dengan nilai rasa berkaitan dengan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan. jadi setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan nilai rasa dan setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan perasaan.
contoh:
"saya akan pergi "(menunjuk pada dorongan)
"engkau malas"(menunjukan pada penilain)
kata-kata: saya, pergi, malas, mempunyai nilai rasa.
3. Nada (tone)
Aspek makna nada menurut Shipley adalah sikap pembicar terhadap kawan bicara. dengan kata lain, hubungan antara pembicara dengan pendengar akan menemukan sikap tercermin dalam kata-kata yang digunakan.
contoh:
"pulang  " (kata ini bahwa pembicara jengkel atau dalam suasana tidak ramah).
 "pulang ?"(kata ini menunjukan bahwa pembicara menyidir)
4. Maksud (intention)
Aspek maksud menurut Shipley merupakan maksud senang atau tidak senang, efek usaha keras yang dilaksanakan. maksud yang diinginkan dapat bersifat deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis, persuasi, rekreasi atau politik.
contoh:
orang berkata"Hai akan hujan". pembicara bermaksud:
a. cepat-cepat pergi.
b. bawa payung.
c. tunda dulu keberangkatan.
dan masih ada lagi kemungkanan yang tersirat.

SEMANTIK BAHASA INDONESIA

1. SEJARAH SEMANTIK
Semantik bahasa indonesia berasal dari bahasa inggris yaitu "Semantics". Semantik merupakan bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa (moerfologi sintaksis) dan semantik.istilah semantik baru muncul  pada tahun 1984 yang dikenal di America. Istilah  semantik sudah ada sejak abad ke-17, bila dipertimbangkan melalui frase semantics philosophy. Breal melalui artikenya yang berjudul " An Account Of The Word Semantics, mengungkapkan istilah semantik sebagai bidang baru dalam keilmuan.
Reisig (1825) mengungkapkan konsep baru tentang grammar (tata bahasa) yang meliputi tiga unsur utama yaitu etimologi, asala usul kata dengan perubahan bentuk maupun makna, sintaksi, tata kalimat dalam semasiologi, dan ilmu makna.
istilah semantik bermacam-macam antara lain: signifik, semisiologi, semologi, semiotik, sememmik, dan semik. Lehrer (1974) mengemukakan semantik merupakan bidang yang sangat luas karena didalamnya melibatkan unsur-unsur struktur dan fungsi-fungsi bahasa yang berkaitan dengan psikologi, filsafat, antropologi, dan sosiologi.

2. PENGERTIAN SEMANTIK
Semantik dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa yunani yang berarti tandaatau lambang. menurut Ferdinand de saussure(1996), tanda linguistik terdiri dari:
1. Komponen yang menggantikannya, yang mewujudkan bunyi bahasa.
2. Komponen yang diartikan atau makna  dari komponen pertama.
kedu komponen ini adalah tanda atau lambang dan sedangkan yang ditandaio adalah sesuatu yang berada diluar bahasa atau yang lazim disebut sebagai referent, acuan atau hal yang ditunjuk.
jadi ilmu semantik adalah ilimu yang mempelajari hubungan tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.

3. HUNGAN SEMANTIK DENGAN ILMU LAIN
Semantik berhubungan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang ilmu linguistik yang memiliki hubungan dengan ilmu sosial, seperti sosiologi dan antropologi bahkan juga dengan filsafat dan sosiologi.
1. Hubungan Semantik dengan sosiologi
semantik berhubungan dengan sosiologi karena sering dijumpai dalam kenyataan masyarakat dalam menggunakan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu yang dapat menandai identitas maupun kelompok penutur.
2. Semantik dengan psilkologi
kajian semantik denga psikologi tentunya lebih terkait hubungan dengan kejiwaan, seba ekspresi dalam jiwa sseseorang diungkapkan melalui bahasa dam mempunyai makna-makna sesuai dengan konteksnya.
3. Semantik dengan antropologi
semantik dianggap berkepentringan dengan antropologi dikarnakan analisis mankna pada sebuah bahasa melaluyin pilihan kata yang dipakai pada penuturnya akam mendapat klasifikasi tentang kehidupan budaya penutur.
4.Semantik dengan filsafat
pada dasarnyafilsuf linguis mempersoalkan makna dalam hubungan ujaran, pikiran, realita, dan alam. secara umun dibedakan teori makna antara lain yaitu teori referensi, kontekstual, konseptual, dan formalisme.teori refensi merujuk pada makna referen yang dinyatakan lewat simbol, bunyi bahasa baik berupa frasa ataupun kalimat. teori komtektual harus mempunyai makna dasar atau primer terlepas dari konteks situasi baru mendapatkan makna sekunder. teori konseptual tergantung dengan konsep dalam ujaran bahasa, kalimat, frase, dan kalimat. teori formalis lebih berkonsentrasi pada pembahasan fitur-fitur teks, khususnya properti-properti bahasa yang digunakan daripada konteks penciptaan karya dan konteks penerimaan.

Jadi kesimpulan tentang semantik merupakan salah satu cabang dari ilmmu linguistik yang membahas tentang makna kata. mengkaji makna bahasa ( sebagai alat komunikasi verbal) tentu tidak terlepas dari pada penggunanya. oleh karena itu studi semantik sangat erat kaitannya dengan ilmu nsosial lainnya seperti sosiologi, psikologi, antropologi, dan filsafat.